Sebesar Itukah Cintamu Padanya Sampai Rela Menunggu Meski Sakit Yang Kamu Rasa

Ini adalah kisah dari seorang teman di facebook yang aku coba resapi dengan kisah hidupku. Dia, teman saya ini rela mengorbankan hatinya demi cinta dia pada suami, meski sebenarnya saya kenal secara langsung dua pasangan muda itu tapi mereka bukan teman saya didunia nyata.

Tiga bulan yang lalu, ia terpaksa pulang kerumah orang tuanya karena suami dia memberi hadiah bintang yang jatuh di mata kanannya. Mata itu berubah warna jadi hitam lebam, luar dan dalam mata. Gigi dia juga tanggal dibagian depan. Sekarang kalau unggah foto, dia jarang ketawa, paling manis di senyum saja.

Lalu dia menulis beberapa status

"Jandakah aku ini ? Begitukah yang kalian akan panggil kepadaku ?"
"Aku akan menunggumu sampai kapanpun. Sampai kamu mahu pulang dan berkumpul dengan kami. Aku merindukanmu. Aku dan tiga anak kita karena kamulah suamiku."

Tiga bulan itu berlalu dan dia memaafkannya. Selama tiga bulan berjalan dia tidak pernah menulis status atau mengunggah foto. Hanya terakhir memberitakan keadaannya dan pulang kerumah orang tua. Dan tiga bulan kemudian dia memaafkan suaminya itu.

Aku bingung dan akalku mati. Cinta apa sih yang dia ( temanku ) punya, sampai ikhlas memaafkan meski menggoreskan luka yang dalam. Bukan hanya tangannya yang nakal, bahkan sekarang pria itu tengah  menanam di pusaran wanitalain. Tapi dia sedia memaafkan dan sabar menunggu.

Aku sama sekali tidak paham cinta model begini. Mungkin cinta itu bukan merek dalam negri tapi cinta itu merek kalangan langit. Tidak mudah memaafkan begitu saja apalagi sedia menunggu dan menerima dia kembali. Ah, pikiranku benar-benar macet!

Aku juga pernah mencintai seseorang dengan segenap hatiku. Bahkan aku ikhkas menjalani dari titik nol hingga angka sempurna tapi cinta buatku itu sesuatu yang masuk akal. Sementara ikhkas memaafkan musti ada dasar. Apakah cukup dengan alasan terlanjur mencintai hingga rela berkorban ? Apakah pengorbanan itu tidak akan sia-sia ?

Mungkin ia harus menggunakan jurus menaklukkan hati supaya hidupnya bisa berjalan normal. Yaitu jurus pamungkas orang-orang dulu yang disebut 'pasrah'.

Pasrah pertama ; menutup mata ketika suami belum mahu berubah. Tetap melayani dengan ikhlas dan berdoa. Menyerahkan semua urusan kepada ALLAH karena hanya Allah yang punya kuasa membalikkan hati manusia.

Yang Kedua ; tidak memperlihatkan pada anak-anak sikap suami yang kurang baik. Menciptakan suasana dalam kendali istri. Membuat satu ruang khusus untuk anak merasa nyaman dan baik-baik saja ketika keadaan diluar jalur.

KARENA CINTANYA ISTRI AKAN DIHADIAHKAN SURGA DARI ALLAH.

Sementara aku, mungkin ada sesuatu yang salah dalam sistim susunan sarafku sehingga aku tidak bisa masuk dalam perasaan yang dialami temanku itu. Mungkin aku juga terlalu keras kepala atau sombong diri hingga tak mahu membuka hati dan pikiran, atau mungkin aku tipe wanita yang emosional yang terlalu merasai perasaan sendiri dan mengabaikan pikiran oranglain. Atau aku terlalu menuntut kesempurnaan, terlalu banyak tuntutan dan tidak tahu diri.

Mungkinkah begitu ?
 
Rasanya konslet pikiran ini.

Padahal keadaan ku sekarang sebenarnya sangat mengerikan. Aku memiliki 2 anak diluar pernikahan. Dosa yang menakutkan sedang menghantuiku. Sementara anakku sangat rindu dengan bapaknya.

Tanggal 15 kemarin anakku itu ulang tahun. Memang benar dia terhibur karena ada om nya yang datang mengajaknya main tapi aku melihat ia justru kebingungan. Ia berteriak sekuat-kuatnya, minta di gendong 2 hari penuh tapi pandangannya itu kosong. Masuk malam dimana besok pas usia, dia malah menangis sepanjang malam. Mungkin ia kontak batin dengan bapaknya. Sama-sama merindui.

Disisilain, aku sangat ketakutan dengan kesendirian ini. Ada seseorang yang terus mengejarku Setiap kali aku berjualan. Dia juga nongol lapar diri seolah-olah yakin dengan tindakannya. Meski aku sudah jelaskan, tapi orang itu bersikukuh ingin memperistri diriku padahal dia punya bini, punya peternakan, punya peliharaan. Naudzubilahi mindhalik!!

Sementara, kesalahan yang dia ( bapak dari anakku ) buat tidak seberapa parah dari yang dirasai temanku itu. Kalau dibandingkan, ia masih pantas di maafkan meski kategorinya sama. Sama-sama KDART, sama-sama selingan tapi kenapa aku tidak bisa memaafkan dia!!

Kenapa.. kenapa.. kenapaaaa ????

Aku malah lebih dominan ke bosnya dia itu. Lebih jelas tindakannya. Lebih terlihat ia mampu melindungiku didepan orang banyak dari pada dia yang memperhatikan wanitalain dari melindungi diriku.!!

Atau mungkin jodoh kita tamat. Lebih baik Tamatt !!!! karena kitapun belum menikah. Ohy, bos! apa aku harus melamarmu untuk melengkapi penderitaanku ?

Sampai detik ini aku masih bingung. Bingung harus bagaimana ? Kasihan sama anak, itu yang paling pertama. Kasihan juga sama diriku sendiri, aku juga kasihan sama dia. Karena rasa kasihan, aku ikhlas membantu dia untuk bisa bekerja dengan tenang sambil menunggu dia bertemu pujaan hatinya. Sama sekali aku tidak sakit hati atau cemburu, paling nangis untuk menyempurnakan kesedihanku. Cuma nangis.

Pantas aku bersedih karena ia hanya cerita akhir dari menjawab tantangan mantan suamiku. Dan satu paket cerita selesai. Aku juga sudah tidak menyimpan rasa apapun sama dia. Karna rasanya hidup yang aku jalani tidak ada bedanya dengan yang dulu. Kelakuan dan sifatnya banyak kesamaan. Dan berakhirnya urusan hati sama dia, berakhir pula perjalanan hidupku bersamanya.
Ngenes banget dah! perjalanan hidupku.

Satu hal yang ingin aku lakukan buat anakku kepada dia, mempertemukan mereka. Disini dirumahku. Tapi tunggu otakku bisa berpikir norma dulu. Atau bisa juga tidak. Karena belum ada jaminan kehidupan anakku akan berjalan baik-baik saja.

Perhitungannya kalau dia kemari, aku tidak diganggu sama orang disini dan ketika dia tidak datang dalam jangka waktu lama, aku bisa kasih alasan buat anakku. Tapi yang masalah, aku tidak suka melihat orang itu lagi! Semoga bisa berubah.

Dan pilihan terakhir, aku pindah dari sini. 95 persen aku yakin, pindah. ♤
Semoga dibukakan pintu hati dan pikiran ini kejalan yang terbaik.
Oh ya,

Aku sangat butuh penilaian, andaikan ada yang membacanya hingga akhir. Nilai saja seperti apapun itu. Siapa tahu bisa merubah pikiranku. Atau mungkin ada yang mahu ditanyakan ? silahkan..

4 komentar:

  1. Terbuat dari apa hati ini? Dari segumpal darah yang bisa mendidih dan membeku
    atas nama cinta dan sayang sering kali harus berkorban, rasa sakit yang berulang namun sll ingin memaafkan
    tapi, apakah ada masanya utk terus bertahan, tentu saja ada karena hati ini berhak untuk bahagia

    BalasHapus