Memperingati Hari Anak. Apa Yang Kamu Lakukan Hi Ibu ?

Hari anak yang jatuh pada tanggal 23 Juli kemarin, satu kabar yang membuat aku sedikit bingung soal bahaya menikahkan anak di usia dini.

BAHAYA MENIKAHKAN ANAK DI USIA DINI

Aku sedikit heran. Orang-orang dewasa yang tidak sedikitpun paham dan mengerti manusia yang masih anak. Yang masih disebut manusia anak, manusia yang masih kecil tapi dia manusia sama seperti kamu manusia yang sudah besar.

Sebelum aku mengeluarkan perasaan manusia dewasa yang dulu pernah menjadi manusia anak, aku ingin memeluk kalian semua hi manusia kecil yang masih anak.

Sayang. I LOVE YOU!! Aku mencintai kalian semua. SEMUA!! Tanpa terkecuali. Dari ujung timur dunia sampai ujung barat. Dari ujung utara sampai ujung selatan. Aku sayang kalian semua, anak manusia kecil yang anakku juga.

Selamat Hari Anak. Maafkan aku, kami perempuan yang dititipkan rahim oleh Tuhan untuk mengeluarkan kalian menemui dunia ini. Kami manusia juga yang punya banyak kurang yang karna aku dan mereka perempuan adalah manusia juga. Yang tak sempurna merawat membesarkan melindungi dan mencintai kalian. Meski begitu, jauh didalam lubuk hati ini, kami sangat menyayangi kalian karna kamu adalah aku yanglain. Maafkan mama sayang! Mama sayang kalian. 😘😢
♡♡

Hari itu, 23 juli, hari dimana semua orang dewasa memperingati betapa pentingnya seorang anak. Menjadikan 23 juli, sebagai momen penghargaan untuk anak bahwa mereka ada dan mereka bagian dari orang dewasa bahwa mereka juga sangat penting! untuk diharikan sebagai bagian dari kelompok usia dan kepentingan. Untuk kembali merenungkan apa saja yang sudah kita orang dewasa lakukan memenuhi hak hidup anak kecil.

Dan sebagai renungan untukku, ini bagian dari hari-hari yang sebagian kita orang dewasa pernah melakukannya,

Kita sering meminta anak untuk mematuhi peraturan yang kita buat bahkan lebih dari itu, kitapun memaksakan anak untuk memahami keadaan kita.

👧 sayang! mama lagi stress! bisa gak, tidak ribut barang sebentar ?

👧berhenti mengacak-acak semua yang sudah dibenahi! apa kalian tidak tahu! aku capek menyimpan seharian!!

Meminta mereka untuk ikut tahu keadaan orang tua, ikut mengerti situasi dalam rumah. Menuruti arah langkah kaki kita kemanapun kita pergi.

👧ingat! jalannya di pinggir. jangan ketengah. di tengah tempat jalan motor dan mobil.

👧kamu jangan minta yang macam-macam. uang ini tidak cukup!

Sementara anak-anak kecil itu belum paham sejauh pemahaman orang dewasa. Belum mengerti, sebaik pengertian orang besar.

👶mama. kalau kelahiranku mengganggumu, kenapa aku ada disini ? bermainlah denganku. aku butuh mama untuk memperkenalkanku banyak hal.

👶gandeng tanganku, ma. jangan biarkan aku jalan sendiri. gendong aku ma. aku belum mengerti banyak hal. jangan bawa aku ketempat yang belum aku pahami. kenalkan aku semua itu dirumah. aku tak mengerti kecuali melihat itu menarik.

Tapi mereka anak-anak kecil itu bisa menuruti setiap aturan, perintah dan larangan orang tua. Mereka bahkan lebih patuh dari hewan yang di cocok lubang hidungnya.

Bahkan ketika dia berbuat salah dan kamu menyentil telinganya, ia berhenti sejenak sambil berpikir, yang mana sebenarnya yang salah, aku menyentuh itu tapi telingaku yang di sakiti.

Lalu dia mengulanginya lagi karna penasaran dan kamu kembali melakukan hal yang sama plus suara gertakan dan dia semakin bingung lalu mundur. Kemudian mengulanginya sekali lagi hanya untuk memastikan dimana letak salah yang benar lalu kamu kembali menambahi teguran dengan memukul kepalanya.

Kamu tahu ? anak-anak itu lebih pintar dari pada aku dan kamu! Ia bersembunyi untuk menyelesaikan rasa penasarannya dan ia datang lalu berkata,


👱mama, pria itu menyukaiku. Ia berkata, aku menarik baginya, aku cantik dan baik. Ia tak dapat hidup tanpaku. Setiap waktu, dia suka menghubungi hanya ingin memastikan aku baik-baik saja. Aku menyukai dia, ma. Kata-katanya lembut, pujiannya membuatku berarti. Sentuhannya halus penuh kasih Dan kini aku tengah mengandung anaknya.

Lalu kalian menikahkannya dan melepas tanggung jawab. Lalu kalian menghukumnya dengan membiarkan dia merasakan kebodohan yang kalian perbuat. Menikah dini.

Apa yang kalian dan aku pikirkan, hi Ibu ? Apakah yang mereka lakukan salah ? Apakah benar yang telah kita lakukan ?

Anak adalah bagian dari diri kita yang berdiri sendiri. Ia bernyawa dan bergerak. Ia bisa bicara dan menangis. Ia juga merasai apa yang kita alami. Tapi mengapa mereka tidak mendapatkan hak layak hidup dari kita ?

Belajar dari pengalaman masa kecil. Itu adalah contoh nyata yang telah kita lalui. Dimana kurang, kita buang. Dimana lebih, kita sempurnakan dan memberikan yang terbaik buat aku yang kini kecil tak berdosa adalah anak, anak kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar