Pentingkah Mengurusi Rumah Tangga Oranglain

Satu hal yang paling aku bingungkan tentang beberapa sifat orang yang kepeduliannya itu diluar jalur.

Contoh yang paling nyata dalam kehidupanku sehari-hari.

Sebelum masalahku menjadi permasalahan yang tidak terpecahkan, aku selalu meminta perhatian yang seharusnya menjadi perhatian bersama. Hal sepele saja sih, sebenarnya. Tapi, disini letak fungsi memiliki teman.

Ceritanya begini,

Waktu itu aku habis ber-anak. Turun mesin nih, ceritanya. Otomatis semua organ tubuh kacau dan butuh pemulihan. Keadaan seperti itu, tentu kena air dingin terasa nyetrum sendi-sendi tulang, ngilu sampe digigi tapi gak ada pilihan, aku harus menyelesaikannya.

Mungkin juga aku kena sindrom pasca bersalin. Maklumlah, yang tua bangka ini masih juga nekat punya anak, resikonya ya begitu!

Selesai beres-beres. Bosan dibelakang, aku gendong bayiku kedepan, ganti suasana ngilangin capek nih, ceritanya. Sampai didepan, bayiku minta nenen, aku duduk betulin posisi. Gak taunya tanganku gemetar sampai hampir bayiku jatuh.

Bersamaan itu, adik lain ibu yang usianya sama dengan bapak dari bayiku datang.

Ok, secara fisik aku dengan adikku itu beda jauh. Dia pendek, kulit putih, rambut lurus panjang. Kalau roman wajah sih, maaf, lebih manis akulah! hehe.. Satu lagi, kulit dia bersih! tanpa noda sedang aku bekas dempul karena nakal waktu kecil jadi peta kulit hampir disemua kaki ( jelekk! ). 

Dan tema cerita aku sama adik sebelum aku pergi duduk ngasih nenen bayiku, si adik datang ngasih tahu kalau dia kehilangan kunci dengan caranya yang kayak radio rusak. Ngomong kencang, banyak gerak, begitu juga sama anak-anaknya yang sibuk pengen jajan, suasana jadi riuh dan aku menerima dia dengan suka cita. Ya namanya juga adik datang, siapa yang nggak perhatian sih.

Nah, dia ini bapak si bayiku, dari tempat kasir langsung senyum sumringah. Hehee... ada yang cemburu. Tapi aku gak kaget sebenarnya karena pertemuan yang menarik buat dia itu, ini kali yang kedua. Yang pertama waktu bulan pertama bayiku baru lahir. Aku sudah paham situasi aneh yang dia sampaikan.

Waktu aku duduk, sidia berdiri sambil ambil sebatang rokok dan menuju kedepan ketempat dimana adikku berada dengan senyum lebar, jalan setengah digaya dan ikut nimrung.

Kesanku, silanang ini berdiri ambil rokok dan disulutnya, tebar pesona. Kelihatan banget dari cara omong dan gayanya. Gpp sih, aku maklum. Maklumi diriku maksutnya. 👊

Nah, bersamaan aku niat kasih nenen bayi, tanganku gemetar. Otomatis aku panggil dia,
"yank. tolong nih, pegang si adek. Tanganku gemetar.." ( yank tahi khuchink, maksudnya! 😶 )

Posisi diakan lihat, aku mau ngapain. Tapi apa jawabnya,
"lagi ngrokok nih, "
"Iya, tapi pegang dulu ini ade, tanganku gemetar..
"ini rokok baru dinyalahin..
"Penting mana rokok mu sama anak ini !!"
Meledak deh! emosi menanjak.♡

Bukan hanya itu, banyak lagi keadaan yang menggambarkan ketidak pedulian dia dengan situasi dalam rumah selama 3 tahun. Sedang yang aku ceritain diatas, itu awal pertama pemecah masalah sepele jadi berpetak-petak termaksud yang terakhir urusan ke KUA batal karena kurang peduli dan bubar.

Ok, sayang! boleh saja kamu tidak merasa puas dengan pasangan kamu tapi satu yang perlu kamu tahu, apakah kamu sudah bisa mengukur sejauh mana kemampuanmu dalam bidang tersebut! Kamu tahu, kalau apa yang kamu lakukan tidak berdampak buruk bagi kehidupan kamu ?!! 💪👊👊👊

Sebenarnya, kehancuran terbesar dalam sistim hidup manusia karena tidak becusnya seorang pemimpin dan sekecilnya pemerintahan yang dia jalani adalah keluarga!
Wokei deh. Solusi.

Laki-laki yang punya selera tinggi seharuanya jangan mudah jatuh hati dengan perempuan pertama yang dia kenal. Semestinya dia kolektif. ( eh, sori. ada yang tahu arti kolektif ? asal nabrak aja nih! )
Memilih satu diantara sekian wanita yang dia kenal, yang lebih dekat dengan harapan. Supaya puas dan lega. Tidak perlu mengorbankan hidup oranglain!

Dan yang terakhir.

Semestinya, sebodoh-bodohya tupai melompat, ia tidak pernah membuat gaya lompatan burung atau jangkrik yang membuat ia jatuh tidak layak kebumi. Apa gunanya mengurusi urusan oranglain, urusan dalam rumah tanggamu sendiri berantakan. Ngapain cari bacaan memahami pergulatan rumah tangga oranglain, hal sepele yang dasar hidup tidak kamu ketahui.

Tupai itu pintar, ia lompat dan bahagia dengan gayanya. Kalaupun dia jatuh karena dia tupai, bukan manusia.

Apakah ini aib ? Karena orang bisa saja merubah tokoh dengan alur yang berbeda.
Dan harapan saya menulis kisah ini, semoga ada perbaikan pada diri saya terutama. Dan hati saya bisa lega setelah menuangkannya dalam sebuah tulisan.

6 komentar:

  1. Daripada bingung ngurusin orang lain, mendingan kita makan bakso aja yu mba hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, ide jempol tuh. lebih nyantei dari pada urus rumah orang.

      Hapus
  2. Selamat pagi
    Lagi jalan-jalan nih, cari tahu apa yang ada di blog tetangga hehe .,.. tapi bukan seperti judul di atas ya ... Masalahnya beda haha ....

    BalasHapus