Belajar Mengenali Kelemahan Diri

Mengejar sesuatu yang tidak mungkin kita raih, itu seperti berjuang didalam mimpi.

Satu kalimat yang mendorong saya untuk berusaha keluar dari kemelut perasaan dan pikiran.

Setiap orang pasti punya alasan sendiri untuk pergi, bisa jadi karna tidak bisa tetap tinggal, semua sudah selesai dan menyelesaikan sesuatu disana.

Tidak bisa untuk tetap tinggal - Bisa karna terdorong oleh keadaan yang memerintah dia secara tidak langsung untuk segera pergi. Bagi dia keadaan seperti itu tak ada pilihan kecuali pergi. Pergi lalu berpikir tentang kepergiannya. Seperti hilang tujuan dalam hidup karna sorongan keadaan.

Semua sudah selesai - Apalagi yang musti dikerjakan ketika semua sudah selesai. Tentu diri akan mempersiapkan sebuah perjalanan kembali pulang. Kembali bertemu dengan kenyataan bahwa semua sudah selesai dan kembali pulang.

Sedang pergi untuk satu keperluan - adalah perjalanan yang memang sudah direncanakan dengan tujuan karna sebuah keperluan. Pergi dan kembali pulang.

Disini letak pentingnya mengenali kelemahan diri.

Kadang, dalam satu keadaan membuat kita bimbang dan ragu mengenai sebuah keputusan antara menetap dan mengakhiri. Kalau disyairkan mungkin seperti ini,

"semakin dikenang semakin menyakitkan.semakin ditinggalkan semakin kehilangan"

"semakin berpikir jalan keluar, semakin mendekat pada pintu depan rumah"

dan syairnya berubah,

"aku tidak dendam tapi aku akan ingat sampai aku lupa"

Kalau menyangkut perasaan mungkin seperti itu bunyinya.

Maka hitung-hutunganpun dibuat. Berapa persen kebaikan yang akan diperoleh, berapa keburukan yang bisa terjadi, sejauh mana kemampuan untuk tetap berada disana, sedekat apa antara rasa dan masadepan.

Ketika kita mampu mengukur kelemahan diri maka keputusan yang kita buat akan berjalan dengan baik. Apakah keputusan itu untuk tetap tinggal atau keputusan untuk tetap lanjut.

Namun banyak hal yang membuat keadaan berputar-putar tanpa kemajuan yaitu ketika kamu bimbang dan berharap perubahan.

Bimbang atau ragu dengan kemampuan diri sendiri dan kembali mendekatkan diri dengan keadaan yang kemarin. Tak ada kemajuan, kamu memulai lagi dengan cara yanglain. Begitu dan begitu seterusnya.

Berharap perubahan dengan mengharap pada kemampuan sama sepertimu, itu seperti pensil yang tumpul muka belakang dan kehilangan penyerut.

Satu pengalaman yang saya alami kemarin, maksudnya masih berlaku saat ini. Saya tidak punya alasan untuk tetap tinggal tapi keadaan membawa saya berputar-putar disitu. Terus berputar-putar dan berputar-putar akhirnya saya pusing sendiri. hehehe... somplak! ngegasing pula!

Ukur punya ukur, kembali pada niat pertama sampai saya berada diperputaran kegasingan, saya tidak punya alasan untuk menetap!

Semua orang berada dalam kepentingan, ya.. saya juga penting! dan mata serta hati saya masih bisa melihat. Hehe.. melihat borok sendiri, maksudnya. Hehehe.. saya yang tersenyum sih sebenarnya.

Allah itu nyata pertolongannya, Setan juga lebih lihai menduduki hati. Antara pertolongan dari Allah dan pertolongan dari setan itu seperti hidangan dalam gambar yang harus kamu download dulu. Allah memperlihatkan kuasanya lewat gerakan hambanya dan setan bilang, kesempatan tidak datang 2X. Ambil, mumpung depan mata. Padahal, itu bukan milik kamu!

yowes itu aja! anak nangis minta maem.

Semoga manfaat. Hari berbagi. Tambahin y, kalau ada yang kurang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar