Rumah Itu Bukan Penjara Suci Buat Mereka

Okei. Aku kembali memainkan jempolku disini, setelah dua batitaku membuat keramaian yang membatalkan rencana untuk mengambil waktu 1 jam kedepan, meluruskan badan membuat otak istirahat agar oksigen dapat mengalir normal ke kepala yang menyebabkan sempoyongan akibat kurang tidur jadi batal. Dan di pukul 4 sore, aku bisa melanjutkan sedikit mengambil rejeki hari ini. Namun, aku pikir hari ini yang dapat kulakukan hanya melihat dan memastikan mereka aman dalam ruang kecil tempat mereka bermain.

Tak ada yang dapat batitaku pahami kecuali bermain. Satu kalimat lengkap berisi keterangan, yang aku dapatkan dari wajah polos mereka hanya bingung. Untuk satu kata dan banyak tindakan, mereka mampu mengikuti iramaku dengan baik.

Libur lebaran kemarin. 3 hari berturut-turut aku mengajak mereka kebeberapa tempat. Mengunjungi tempat tinggal bapaknya, berkunjung kerumah keluarga diluar kota, bermain dirumah sepupu yang sudah pada besar semua. Dan keesokan harinya, kami menuju kota sentani untuk keperluan kios.

Mereka si batita mulai merekam banyak hal. Ruang gerak mereka bisa lebih luas ketika berada diluar rumah. Disana ada permainan yang berbeda dari ruang kecilnya.

Otakku semakin pusing dan kounsuelett!!

OK sayang! Percaya padaku. Keadaan akan membaik setelah ini. Aku tidak bisa berjanji, entah itu esok, lusa atau hari berikutnya. Ini masih dalam pikiran!

Tapi, mereka tidak pada usianya yang sekarang. Esok, usianya bertambah 1 hari. Lusa, bertambah 2 hari. Dan besoknya lagi menjadi 3 hari. Hari ini yang mereka lalui adalah saat paling berharga untuk di perhitungkan.

APA YANG BISA KULAKUKAN ??

Rumah memang bukan penjara suci buat usia batita. Ruang terbuka, alam lepas, teman yang bersahabat sangat mereka butuhkan. Sementara keadaan tidak bisa memberikan mereka apapun!

Meskipun segala sesuatunya sudah ku kondisikan nyaman buat mereka. Ada beberapa kejutan dibalik pintu yang akan mengalihkan perhatian mereka, tapi suara diluar rumah dan anak-anak seusianya didepan kios membuat mereka gelisah dan menatapku seperti sebuah tamparan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar